Senin, 15 Maret 2010

Besyukur di Kala Sulit

Satu minggu ini adalah hari yang berat buat saya. berat untuk mengrjakan semua hal. Sya sudah berusaha mengerjakan bagian yang harus saya kerjakan. Tapi semua seakan sia-sia.
Saya sebagai seorang KS SMA 5 Medan sudah berusaha untuk mengajak adik-adik untuk satang Persekutuan Minggu SOre (PMS), ikut kelompok kecil dan Temu Pengurus(TP). Tapi tak berhasil. Jangankan respon yang baik, saya berulan-ulang mrngalami kekecewaan. Malu datang jam doa dengan perkembangan yang begitu sja, sementara teman ktb saya begitu diterima di sekolahnya bahkan kekurangan tenaga untuk mengerjakan sekolahnya.
Sebagai seorang BPH di Panitia Kamp Siswa Sumbagut, saya belum mendapat balasan respon dari donatur, peserta yang masih belum jelas, latihan yang banyak konflik, dan panitia yang begitu.
Sebagai seorang mahasiswa, saya merasa kesulitan dalam mencerna pelajaran. Saya merasa beban studi saya berat. Ketakutan akan IP nanti. Tugas saya yang harus mengunjungi salah satu panti jompo juga belum jelas.
Rumah saya bukannya nyaman, dengan abang yang cuek. Konflik-konflik yang ada memusingkan.
Intinya, saya merasa lelah, khawatir.
Suatu malam ketika saya merenunginya, saya bingung mau berdoa apa kepada Tuhan. Namun, sebuh lagu tiba-tiba muncul di kepala saya
Sekalipun pohon ara tidak berbunga
pohon anggur tidak berbuah
Hasil pohon zaitun mengecewakan
Sekalipun ladang tak menghasilkan
kambing domba terhalau dari kurungan
Dan tidak ada lembu sapi dalam kandang
Namun, aku akan bersorak-sorai di dalam Tuhan
Beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkanku


Ini adalah mazmur yang ada di Habakuk bagian akhir, bagaimana Habakuk tetap bersukacita kala kondisi yang menyedihkan ini.
Saya menyanyikannya, saya kembali teringat untuk bersyukur akan setiap kondisi, bersyukur untuk kondisi yang bagi saya adalah horor.
Saya menyadari selagi saya masih berada dalam tangan Allah, maka sewajarnya saya bersukacita
Karena ada Allah yang akan menyelamatkan, ada saya dalam genggaman tangan Allah
dan saya belajar dari pemazmur yang tidk hanya bersyukur di kala senang tapi dia belajar bersyukur di kala sulit.
Saya kembali mengingat kasih Allah dan beriman kepada Allah. Allah menginginkan saya terbentuk dalam karakter, maka dia pun mengijinkan pencobaaan dan ujian datang. Agar saya semakin serupa dengannya.

^v^