Senin, 09 November 2009

Marta dan Maria Luk 10:38-42

(38) Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.(39) Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,(40) sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."(41) Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,(42) tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Renungan ini adalah renungan yang kudapat ketika jam doa dan renungan ini menegurku scera pribadi. Setiap hari kita selalu disibukkan oleh banyak hal kita sibuk dengan studi kita, tugas kita yang menumpuk, tugas rumah yang semakin hari bertambah banyak, apalagi kita yang melayani di gereja atau di persekutuan. Kita memiliki banyak kesibukkan, waktu 24 jam serasa tidak cukup, hari kita dipenuhi oleh banyak kegiatan, yah... kegiatan-kegiatan kita yang baik.
Hari senin sampai minggu dipenuhi dengan tugas kuliah, tugas rumah, tugas pelayanan, kita mengerjakan itu semua. Kita berjuang dengan setumpuk tugas kuliah kita dan kita berusaha mengerjakan pelayanan kita entah sebagai koodinasi suatu bagian, seksi dalam kepanitaan, pemimpin kelompok kecil atau pengurus ditengah kita masih punya peran sebagai anggota keluarga memberikan perhatian kepada keluarga dan mengerjakan semua tugas rumah kita.
Parahnya aktivitas itu terlalu menyita seluruh hidup kita, bahkan waktu pribadi kita dengan Allah, kita saat teduh tapi hanya sekedar membaca(kita berusaha menyingkatnya karena begitu banyaknya hal yang harus kita kerjakan hari ini, kita tidak fokus karena pusing dengan kerjaan kita), kita membaca firman tapi hanya sekedar melihat dan kita berdoa tapi hanya sekedar berbicara, tak jarang dalam doa kita kita hanya berbicara menyatakan betapa lelahnya kita, capek, menggerutu karena teman se-tim dalam pelayanan kita yang tidak mengerjakan bagiannya, bahkan protes pada Allah begitu banyak hal yang kita alami.
Sering merasa capek, lelah dan mengasihani diri sendiri membandingkan diri kita dengan orang lain(Tuhan, kenapa banyak sekali yang harus kukerjakan, bagaimana aku bisa kukerjakan ini semua).
apakah kita melakukan hal ini?
Sadarkah kita bahwa kita seperti Marta dalam perikop ini?????
kita sibuk dengan aktivitas kita sampai kita lupa untuk duduk, diam dan mendengarkan Allah
Tak ada yang salah dengan kesibukkan kita dalam pelayanan tapi apakah kita ingat kenapa kita melayani?
Hanya untuk Allah, bentuk penyembahan kita
apakah dengan apa yang kita lakukan sekarang benar?
Tuhan selalu menginginkan kita untuk mendengar suaraNya, mendengar Dia dalam setiap apa yang kita lakukan daripada kita sibuk melayani
Tuhan tidak marah kepada Marta kepada yang melayani tapi kenapa Marta begitu peduli kepada banyak perkara seolah-olah dia tahu yang tepat
sama seperti kita yang sibuk melayani dan melupakan waktu mendengarkan Tuhan, kita seolah-olah tahu apa yang tepat bahwa kita harus begini, bahwa kita harus begitu tanpa bertanya pada Tuhan menanyakan maksud Tuhan dalam hidup kita. Akibatnya kita kehilangan kekuatan.
Hidup kita adalah penyembahan kita kepada Allah dan untuk menyenangkan hati Allah
apakah Tuhan akan senang kalau kita melupakan Dia tapi justru sibuk dengan kegiatan kita?

apakah Anda seperti saya yang dulu pernah terjebak dalam situasi ini
jika ya mari berubah dan mari mohon ampun

Maria memilih bagian yang terbaik "duduk, diam, dan mendengarkan Allah berbicara"
Marilah kita pun dalam setiap aspek hidup kita duduk diam dan mendengarkan Tuhan berbicara dalam setiap bagian hidup kita...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar